Hai, mungkin kalian para
mahasiswa baru Gunadarma yang tertarik dengan program sarmag (sarjana Magister)
sedang bertanya-tanya apa sih itu beasiswa Sarmag? Apa syaratnya? Bagaimana
cara mendapatkannya? Mungkin sedikit cerita saya ini bisa membantu anda. Perlu
kalian ketahui saya adalah mahasiswa sarmag jurusan sistem informasi angkatan
2015 ( Jadi saya baru masuk sarmag tahun 2016 ).
Beasiswa Sarjana Magister atau
yang biasa disingkat dengan beasiswa Sarmag merupakan beasiswa dari pihak
kampus (internal) yang diperuntukkan kepada mahasiswa/i yang memiliki nilai
indeks prestasi kumulatifnya (IPK) diatas 3,50 untuk melanjutkan kuliah S2
secara gratis. Perlu digaris bawahi nilai yang dimaksud adalah nilai kumulatif
yang berarti gabungan antara nilai IP semester 1 dan semester 2.
Tetapi ketetapan batas IPK
minimal tidak selalu menjadi 3,50, ini tergantung pada besarnya rata-rata IPK
di jurusan masing-masing. Contohnya di jurusan saya ini IPK paling kecil yang
mendapatkan tawaran sarmag ini adalah 3,85. Tetapi teman saya dari jurusan yang
berbeda IPK paling kecilnya adalah 3,60. Jadi kalian yang tertarik dengan
sarmag jangan hanya terfokus pada ipk 3,50. Pastikan kalian mendapatkan nilai
yang terbaik yang kalian mampu.
Umumnya beasiswa sarmag ini akan
ditawarkan kepada kurang lebih 25 orang yang memiliki IPK terbaik di jurusannya
kemudian ditempatkan ke dalam 1 kelas yaitu kelas 88, karena saya jurusan
sistem informasi maka kelas saya yaitu 2KA88. Sampai sekarang saya masih tidak
tau kenapa kelas calon mahasiswa sarmag selalu dinamakan kelas 88.
Kalian yang mendapatkan tawaran
sarmag ini akan mendapatkan jatah libur semester tiga yang ‘terpaksa’
diperpanjang dibandingkan teman teman yang lain karena kalian belum mendapatkan
jadwal kuliah, ilab dan pengisian krs hingga adanya briefing dan lolos tidaknya
kalian di program sarmag dan hal ini bisa berlangsung selama kurang lebih satu hingga
dua bulan. Karena jika kalian mahasiswa sarmag kalian tidak perlu lagi
memikirkan soal sks karena semuanya sudah diurus langsung oleh baak.
Banyak orang yang salah tanggap
mengenai program sarmag, kebanyakan dari mereka berpikir “ketika teman-teman
yang lain lulus S1 berarti mahasiswa sarmag sudah lulus S2” Karena mereka
menganggap sarmag itu menyelesaikan S1 & S2 dalam kurung waktu 4 tahun. Pada
kenyataannya mahasiswa sarmag ditargetkan untuk menyelesaikan S1 selama 3,5
tahun dan S2 1,5 tahun berarti total 5 tahun yang harus diselesaikan pada
program sarmag ini (1 tahunnya sudah dihitung dari semester 1 & 2), Jadi
mahasiswa sarmag (semester 3) masih harus menjalani 4 tahun lagi untuk
menyelesaikan S1&S2 nya. Dan hanya lebih cepat 1 tahun dari rata rata orang
umum yang menyelesaikan S1 lalu lanjut ke S2. Karena setiap strata dipercepat 6
bulan (S1 umumnya 4 tahun dan S2 2 tahun) untuk itu sks yang diambilpun akan
lebih banyak dari kelas reguler yaitu 24 hingga 28 sks (reguler umunya 18 – 20
sks).
Karena beasiswa ini adalah
beasiswa S2 gratis dari pihak kampus kalian akan tetap berkewajiban membayar
biaya kuliah S1 kalian hingga selesai. Hanya ditambah uang sarana dan prasarana
yang hanya dibayar sekali sebesar 10 juta ( tenang saja, dari tahun ke tahun
selalu 10 juta dan bisa dicicil! ), karena memang saya akui kelasnya memiliki
fasilitas yang memadai dibandingkan kelas reguler umumnya dan 10 juta itu
kalian sudah mendapatkan laptop dengan spesifikasi yang bagus tentunya dan
kursus kursus (salah satunya cisco dan oracle yang untuk biaya tes nya aja bisa
mencapai 3 juta untuk anak IT).
Setiap bulannya kalian juga akan
mendapatkan uang saku sebesar 800 ribu setiap bulan selama kalian menyelesaikan
S1 dan uang saku sebesar 1,2 juta setiap bulannya selama kalian menyelesaikan
S2. Selain itu, kalian juga memiliki kesempatan magang industri selama 3 bulan
di luar negeri biasanya negara tujuannya yaitu perancis dan itu semua dibiayai
full oleh gunadarma.
Karena ini beasiswa gratis
tentunya ada kompensasi dari pihak kampus yang diminta kepada kita yaitu dengan
kontrak kerja sebagai staff dengan rumus (2n + 1) dimana ‘n’ adalah lamanya
kalian menyelesaikan S2, jadi jika kalian menyelesaikan S2 dalam waktu 1,5
tahun berarti masa kontrak kerja kalian 2(1,5 tahun)+1 = 4 tahun. Tapi tenang,
4 tahun itu sudah kalian cicil dari kalian lulus S1, jadi selama kalian
menyelesaikan S2, kalian juga akan bekerja sebagai staff (dosen/aslab/staff
admin dll) di gunadarma dan itu berarti setelah kalian lulus S2 hutang kontrak
kerja kalian hanya tinggal 2,5 tahun.
Untuk test nya, akan ada test
toefl dan wawancara. Katanya minimum skor toefl-nya 500 (karena tidak
akan dikasih tau nilai toefl nya, banyak rumor yang beredar test ini hanya
formalitas) dan wawancara nya ada yang menggunakan bahasa indonesia dan bahasa
inggris. Wawancara cukup mudah karena yang ditanya hanya seputar jurusan,
kegiatan kuliah dan keseharian kita.
Kalian yang mendapatkan
kesempatan beasiswa ini akan sulit untuk berorganisasi seperti BEM, UKM maupun
aslab karena kalian akan dituntut untuk lebih serius dalam belajar dan berusaha
mempertahankan nilai-nilai kalian untuk tetap A atau minimal B. Karena jika
kalian mendapatkan nilai C/D/E ada kemungkian kalian bisa kembali dipindahkan
ke kelas reguler.
Di sarmag kalian tidak akan lagi
menemukan Lab, ILAB, UTS, UAS dan UU. Karena semuanya full dipraktikkan dan
diujikan di kelas. Mungkin masih ada beberapa jurusan yang menggunakan
laboratorium pendukung.
Setelah memutuskan untuk
mengambil kesempatan sarmag, kalian tidak akan bisa lagi mengundurkan diri.
Karena jika kalian mengundurkan diri ditengah jalan kalian harus membayar denda
pelanggaran kontrak sebesar biaya kuliah S2 reguler full (kalau ditotal total
kurang lebih 60 juta).
Banyaknya persyaratan yang harus
kita tanggung dan test yang harus dilalui, akan banyak mahasiswa mahasiswa yang
gugur dan mengundurkan diri. Jadi kelas sarmag tiap jurusan hanya berisi sekitar
10 hingga 15 mahasiswa saja. Seperti kelas saya hanya berisi 11 orang bahkan
jurusan lain ada yang hanya 8 orang yang bertahan.
Saran saya bagi kalian yang
mendapat tawaran untuk mengikuti program sarmag, tapi takut sana, takut sini, takut
ini, takut itu. Saya tau benar perasaan itu, karena saya juga telah melaluinya.
Saya sendiri bermodal dukungan orang tua dan nekad mengambil tawaran sarmag
ini. Seorang teman pernah mengatakan hal ini kepada saya “Nggak ada kegagalan
yang lebih besar dibandingkan menghabiskan sisa hidup lo dengan pertanyaan
‘WHAT IF’!”. Berpikir matang dan menghitung setiap resiko itu perlu, tapi takut
memulai dengan selalu mengulang pertanyaan ‘bagaimana kalau...’ itu bodoh. Saya
percaya dimana ada kemauan disitu ada jalan. Jadi, berpikir cerdas guys jangan
berpikir keras. Oiya, perlu kalian ketahui, hal yang saya sampaikan diatas
berdasarkan pengalaman pribadi saya. Saya tidak tau apakah akan berbeda
kebijakannya ditahun kedepan untuk itu cari lebih banyak sumber informasi ya, Sampai
ketemu di kampus gunadarma simatupang :)
0 komentar:
Posting Komentar